Kamis, 21 Juli 2016

EXPLORE LEMBATA EXOTIC


Lembata adalah salah satu nama dari gugus kepulauan di Kabupaten Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak tahun 1965. Tetapi sebelum dikenal dengan nama Lembata, dahulu pada masa pemerintahan Hindia Belanda hingga kini dikenal dalam peta Indonesia dengan nama "Pulau Lomblen". Pada tanggal 24 Juni 1967 dilaksanakan Musyawarah Kerja Luar Biasa Panitia Pembentukan Kabupaten Lembata yang diselenggarakan di Lewoleba yang kemudian mengukuhkan nama Lembata. Pengukuhan nama "Lembata" ini sesuai sejarah asal masyarakatnya dari pulau "Lepanbatan", sehingga mulai 01 Juli 1967 sebutan untuk penduduk yang semula "Orang Lomblen" berubah menjadi "Orang Lembata".



1.   Pantai Pedan
Pantai ini memiliki pasir putih yang terhampar sepanjang pantai, dengan habitat pohon bakau yang tumbuh disekitar pantai. Wisatawan yang datang dapat menikmati panorama alam dan bermain di area pantai yang cukup luas. Panorama pantai yang indah dan hamparan air laut biru dan jernih. Cukup mudah dijangkaui, sekitar 60 menit dari Kota Lewoleba menggunakan angkutan darat dengan kondisi jalan yang cukup baik.

2.   Pantai Bour dan Bukit Pass
Keindahan panorama pantai didukung dengan pemandangan bukit yang indah dan hamparan laut selat Boleng. Di pantai ini cocok bagi pengunjung untuk menikmati wisata pantai seperti ski air, renang, berjemur, camping, voli pantai dan hiking ke puncak wolor pass untuk menikmati Sun Set dan keindahan panorama alam. Ponorama alam dengan hamparan pasir putih di sepanjang garis pantai dan Panorama alam Bukit Wolor Pass. Sangat mudah dijangkau dengan menggunakan angkutan darat karena kondisi jalan beraspal sampai di obyek.

3.   Pantai Ohe
Pantai ini memiliki pasir putih yang terhampar sepanjang pantai, dengan habitat pohon bakau yang tumbuh disekitar pantai. Wisatawan yang datang dapat menikmati panorama alam dan bermain di area pantai yang cukup luas serta dapat menikmati tarian/kesenian yang kerap dipentaskan dipanggung terbuka. Ponorama alam dengan pasir pantainya yang putih, makam dan sumur tua serta kerangka tulang ikan Paus. Sangat mudah dijangkau dengan menggunakan angkutan darat karena kondisi jalan beraspal sampai di obyek.

4.   Pantai Pasir Putih Mingar
Pantai Mingar memiliki pasir putih dengan garis pantai yang panjang. Wisatawan/pengunjung dapat melakukan kegiatan wisata pantai seperti selancar dan Fun surfing karena mempunyai gelombang pantai yang cukup tinggi, selain itu di sekitar pantai terdapat hutan tropis yang sejuk yang dihuni oleh  satwa liar. Di depan Pantai terdapat pulau Sewanggi dengan panorama alam bawa laut yang indah, dan tanjung Naga dengan panorama alam gua Walet. Ponorama alam dengan hamparan pasir putih di sepanjang garis pantai. Ritual pengambilan Nale (sejenis cacing laut berwarna hijau dan merah yang muncul ketika bulan purnamapada bulan Februari. Terdapat angkutan umum yang menuju ke obyek.

5.   Pantai Lewolein
Pantai Lewolein merupakan pantai rekreasi yang sangat indah dan memiliki keistimewaan yang unik yaitu komposisi letak dan panorama alam. Terdapat juga teluk Lewolein dengan potensi alam bawa laut yang indah untuk diving dan snorkeling serta wisata mancing. Dari pantai ini pengunjung bisa menyaksikan sunset di Puncak Gunung Ile Ape. Ponorama pantai dengan hamparan pasir putih keabu-abuan. Terdapat pula batu wadas yang dipercaya memiliki kekuatan magis, dan keindahan panorama alam bawah laut diteluk Lewolein. Untuk mencapai obyek tersebut sangat mudah karena sarana angkutan darat yang banyak dan jalan beraspal sampai ke obyek.

6.   Pantai Pasir Putih Bean
Pantai pasir putih Bean merupakan pantai pasir putih yang unik dalam bentuk kristal-kristal halus yang membentang dari barat ke timur sejauh kurang lebih 4-5 km dengan ombak laut yang bergulung kejar - kejaran dan pecah secara teraturserta air laut yang berwarna biru Zamrut. Pantai dengan kondisi ini cocok untuk berselancar dan fun surfing. Pantainya cukup landai dan aman bagi pengunjung yang ingin berekreasi di pantai. Di tepi Pantai Terdapat Tanjung Merah dengan gua Kelelawarnya. Keindahan panorama pantai dengan hamparan pasir putih serta hempasan ombak yang cukup besar dan air laut yang berwarna biru Zamrut. Dapat ditempuh ke lokasi tersebut dengan angkutan umum.

7.   Pesona Desa Nelayan Lamalera
Sebuah desa di selatan pulau/kabupaten Lembata, provinsi NTT, terkenal dengan budaya “penangkapan ikan paus dengan peralatan tradisional”. Desa dengan panorama alam pegunungan yang sedikit gersang serta gelombang ombak pantai selatan, topografinnya yang bergunung-gunung dan bebatuan dan disertai dengan kemiringan yang cukup terjal menjadikan tantangan hidup tersendiri bagi kehidupan orang Lamalera. Pertanyaan bagi saya adalah: "kenapa masyarakat atau nelayan Lamalera lebih memilih berburu ikan-ikan besar yg merupakan jenis 'Mamalia Laut' (Cetacean) yang besar dan sangat beresiko tinggi bila dibandingkan menangkap ikan lainnya?" Tetapi seperti itulah kenyataan yang terjadi dengan kondisi alam, topografi, serta bekal kemampuan yang telah diwariskan secara turun menurun oleh nenek moyang mereka. Mereka terbiasa dan pasrah akan bahaya yang selalu dihadapi untuk menyambung hidup dengan berburu paus. Menurut cerita, tradisi menangkap ikan paus di Lamalera sudah dimulai sejak abad XIV dan masih terus berlangsung hingga sekarang. Sumber makanan (plankton) yang berlimpah menjadikan laut Sawu di selatan Lamalera sering dilalui oleh ikan paus yang datang dari kutub Selatan ke Samudera Pasifik. Hanya dengan peralatan yang sangat sederhana ikan seberat 15-20 ton bahkan lebih dapat ditangkap oleh sekelompok nelayan dengan 2 atau 3 PELEDANG (perahu tradisional) yang relatif kecil dibandingkan dengan ikan yang mereka tangkap. Keberanian dan pengalaman yang matang dari orang-orang pilihan atau yang sudah mewarisi keahlian dari orang tua merekalah yang bisa melakukan tradisi menangkap ikan raksasa ini. Secara resminya penangkapan ikan paus terjadi pada bulan Mei-November, namun tak jarang juga pada bulan-bulan lainnya nelayan lamalera tetap melakukan penangkapan paus ketika paus tersebut melewati perairan laut Sawu. Musim penngkapan ini disebut LEVA, yang ditangkap tidak saja ikan paus tetapi juga ikan-ikan besar lainnya seperti hiu dan pari. Masyarakat Lamalera melakukan kegiatan penangkapan ikan paus yang biasa disebut “KOTOKLEMA” (Sperm whale/Physeter macrocephalus) menggunakan perahu layar yang menurut bahasa daerah Lamalera disebut “PELEDANG”. Alat tikam disebut TEMPULING dengan tali panjang (TALI LEO), yang diikatkan pada mata tombak (tempuling), dan ditambah bambu sepanjang 4 meter sebagai alat bantu tikam. Dalam satu Peledang biasanya berisi 7-15 org nelayan. Orang yang khusus memegang peranan dalam menikam paus atau juru tikam disebut BALAFAING (LAMAFA). Peledang akan mendekati ikan paus lalu Lamafa akan melompat sambil menikam ikan sasaran. Saat menikam ini merupakan saat-saat yang berbahaya bagi para awak Peledang karena paus akan berontak dan mengamuk, kadang-kadang Peledang akan dibawa ke dalam laut atau terbalik bahkan dihancurkan oleh ikan paus. Setelah terlihat mati maka paus tersebut ditarik dengan Peledang tersebut sampai ke pantai Lamalera, dan siap untuk dipotong dan dibagi-bagi.

Kami menawarkan paket wisata Explore Exotic Lembata
More Information:
Travelink Exotic
Call / WhatsApp: +6285257925780
Pin Bbm: 5C3016A3
Email: jenosithenk@gmail.com
Fb: @travelink exotic or @jwf indonesia travel



Tidak ada komentar:

Posting Komentar